Dalam satu kali scroll layar ponsel, generasi muda hari ini bisa menemukan ribuan informasi baru setiap hari.
Dari trending di Twitter, story di Instagram, hingga video singkat di TikTok—semuanya berlomba menarik perhatian dengan gaya yang cepat, lucu, atau emosional.
Namun di balik kemasan yang menarik itu, banyak informasi yang ternyata tidak valid, menyesatkan, bahkan membahayakan.
Generasi muda saat ini adalah digital native—lahir dan tumbuh bersama teknologi. Namun ironisnya, banyak dari mereka justru menjadi korban utama dari penyebaran hoaks dan disinformasi.
Tidak sedikit yang menyebarkan ulang informasi tanpa sempat memverifikasi kebenarannya.
Ketika Informasi Jadi Komoditas
Platform digital tidak lagi menilai konten berdasarkan kualitas, tapi seberapa banyak klik, share, dan komentar yang bisa dihasilkan.
Inilah yang mendorong lahirnya budaya clickbait, di mana kebenaran dikorbankan demi trafik. Berita palsu disebarkan dengan narasi provokatif, seringkali menyasar isu sensitif seperti agama, politik, dan identitas.
Sayangnya, banyak anak muda yang terbiasa mendapat informasi dari media sosial dan tidak sempat atau tidak tahu cara memverifikasi. Akibatnya, mereka mudah terpengaruh oleh narasi tunggal atau opini ekstrem.
Literasi Digital Bukan Sekadar Melek Teknologi
Pendidikan literasi digital harus berkembang. Tidak cukup hanya bisa mengoperasikan gawai, tapi juga harus mampu mengidentifikasi sumber berita yang kredibel.
Generasi muda perlu diajari untuk mengenali struktur berita, memahami siapa penulisnya, dan mengecek apakah informasi tersebut didukung oleh data dan sumber primer.
Portal seperti berita sahih dari Sahih.co bisa menjadi contoh ideal bagi generasi muda dalam belajar menyaring informasi. Kontennya menyajikan pandangan Islam yang moderat, kaya rujukan, dan bebas sensasi murahan.
Bukan hanya membahas hukum fikih, tetapi juga opini sosial, budaya, dan sains secara mendalam.
Peran Sahih.co dalam Mendidik Generasi Z
Alih-alih mengikuti tren cepat dan dangkal, Sahih.co justru mengajak pembaca—terutama generasi muda—untuk memperlambat ritme berpikir.
Mereka mendorong pembaca untuk merenung, bertanya, dan tidak mudah termakan opini dangkal.
Sahih.co menyuguhkan banyak artikel reflektif yang cocok untuk dijadikan bahan diskusi di kalangan mahasiswa atau komunitas.
Misalnya, kajian tentang lingkungan dari perspektif Islam, atau analisis hukum Islam dalam kehidupan modern, bisa menjadi jembatan antara tradisi dan realitas.
Bangun Generasi Kritis, Bukan Mudah Tersulut
Di era penuh kebisingan informasi, anak muda yang kritis adalah aset bangsa. Mereka tidak mudah tersulut emosi, tidak asal sebar berita, dan mampu berdiri di tengah perbedaan dengan kepala dingin.
Maka, mari arahkan generasi ini ke sumber-sumber kredibel seperti berita sahih. Sebab jika kita terus membiarkan generasi muda terpapar informasi sesat tanpa filter, masa depan mereka bisa dikendalikan oleh kebohongan.
Tinggalkan komentar